Doa adalah nafas orang percaya
Sering kita mengeluh, mengumpat dengan kata-kata kotor dan negatif. Kita kecewa dengan keadaan yang diluar dari yang kita harapkan. Kita lupa untuk berdoa…
Doa adalah nafas hidup orang percaya. Jika tidak bernafas, maka kita akan mati. Jika tidak berdoa, maka kerohanian kita akan mati.
Doa tidak perlu bertele-tele, tidak harus di dalam kamar, tidak harus keras-keras agar dilihat orang, tidak harus memejamkan mata, tidak harus melipat tangan.
Kapanpun, saat apapun, kita bisa berdoa dalam hati maupun dengan ucapan. Saat menyetir mobil, kita bisa berkata pada
Tuhan : “Terima kasih Tuhan untuk setiap anugerahMu yang Kau curahkan untukku dan keluargaku. Sungguh, aku mengucap syukur. Aku ini milikMu, biarlah hidupku memuliakanMu. Jadilah raja dalam hidupku”
Atau Anda juga bisa berdoa dengan kalimat pendek-pendek :
“Terima kasih Tuhan”
“Praise God, Engkau baik Tuhan”
“Sertai aku dalam setiap Langkahku Bapa”
“Engkau baik Tuhan”
Doa adalah komunikasi dua arah antara kita dengan Tuhan. Dengan semakin sering kita berkomunikasi dengan Tuhan, maka telinga kita akan semakin peka mendengar suaraNya. Mungkin Tuhan tidak langsung berbicara secara audible, tetapi Tuhan juga bisa berbicara lewat berbagai hal yang kita alami.
Di dunia ini tidak ada tempat yang aman. Serahkan segala kekuatiran kita pada Tuhan Yesus dengan kerendahhatian dan ucapan syukur. Dia raja, Dia Tuhan.
Incoming search terms:
Read MoreHormatilah orang yang lebih tua dan jangan suka merepotkan orang lain
Hal-hal kecil atau sepele sering kita abaikan. Seperti membiarkan orang tua untuk makan terlebih dulu, membukakan pintu buat mereka dll. Yang sering kita lakukan malah sebaliknya : menyuruh mereka untuk mensetrika, mencuci baju, masak dll… Hanya karena sudah tidak bekerja dan tidak punya penghasilan (kita yang memberikan uang), kita jadi meremehkan mereka. Jangan sampai itu terjadi, kualat!
Yesus sendiri memberikan contoh dengan membasuh kaki murid-muridnya. Yang sering terjadi sekarang malah sebaliknya; kita lebih menuntut untuk dilayani daripada mengambil inisiatif untuk melayani orang lain. Siapakah kita ini?
Orang tua mungkin cuma bisa menarik nafas sambil nelongso (sedih) diperlakukan anak-anaknya demikian. Tapi tidak sampai hati untuk menegur.
Jangan sampai hal itu terjadi pada kita. Kita juga akan jadi orang tua, jangan sampai anak-anak melakukan hal yang tidak sopan.
Yuk, mulai hari ini miliki hati yang memilih untuk melayani daripada dilayani, suka mendahulukan orang lain (meski itu ortu kita), dan jangan sok jadi bos (karena merasa punya uang) dengan mengatur-mengatur orang lain untuk menuruti keinginan kita.
Read More
Recent Comments